Apakah Allah menunjukkan jalan makrifat kepada kita karena Dia menilai dari apa yang kita perbuat atau apa yang kita amalkan???
Sungguh picik jika argumen itu ada
Mari kita napak tilas kembali amalan apa yang paling besar anda perbuat menurut anda maka seimbangkah amalan itu???
Dengan pengenalan terhadap-Nya???
Tidakkah engkau pernah berfikir bahwa Allah menunjukkan jalan makrifat kepadamu semata-mata karena cinta-Nya Pada kamu,bukan karena apa yang telah kau perbuat???
Sungguh kita telah terlena akan kesombongan dalam menjalankan amalan padahal amalan itu bukan untuk disombongkan tapi tulus jangan sampai amalan itu akan hanya jadi sebuah ritual
Allah membuka pintu makrifat karena Dia telah membuka tabir-Nya untukmu,untuk lebih mengenal Dia,Mengenal sang Pencinta
Ibarat seorang kekasih yang senantiasa selalu ingin tahu akan segala sisi dari yang dikasihi
Yakinkan dirimu bahwa Dia pasti mencintaimu sebagaimana Dia masih memberimu nafas,yakinlah bahwa Dia mencintaimu sebagaimana Dia membiarkan detak jantungmu masih berdetak,dan yakinlah bahwa Dia mencintaimu karena Dia tidak terlepas dari dirimu tapi engkau tidak mengetahui
Maka relakah engkau menukar cinta itu hanya dengan kesombongan amalan yang kau lakukan?????
Mari kita dengar, apa yang dituturkan Rumi tentang cinta :
Tiada salahnya aku berbicara tentang Cinta dan menerangkannya, tapi malu melingkupiku manakala aku sampai pada cinta itu sendiri.
Cinta tak terjangkau oleh kata-kata dan pendengaran kita:
Cinta adalah lautan yang tak terukur dalamannya.
Coba kau hitung berapa banyak air di sungai?
Di hadapan lautan tujuh sungai tiada arti.
Cukup! Sampai kapan kau akan terpancang pada lidah dan kata-kata?
Cinta memiliki begitu banyak tamsilan yang berada di seberang kata-kata.
Diam! Diamlah! Karena apa yang dikatakan orang tentang Cinta tak dapat diterima:
Tersembunyilah makna-makna karena begitu banyak kata.
Seseorang bertanya, Apakah Cinta? jawabku, Bertanyalah tentang makna-maknanya.
Manakala kau menjadi sepertiku, kau akan tau.
Ketika Dia memanggilmu, kau akan membaca kisahnya.
Oh,kau yang telah mendengar perbincangan tentang Cinta, tetaplah Cinta!
Jumat, 09 April 2010
Selasa, 06 April 2010
Senin, 11 Januari 2010
BAIK
Lebih baik Tidak Tahu daripada Tahu,disisi lain Lebih mulia Tahu dari pada Tidak Tahu,lebih baik Bicara dari pada Diam,disisi lain lebih mulia Diam menjaga Rahasia dari pada bicara mengumbar Rahasia,lebih baik Berilmu dari pada Bodoh,disisi lain lebih Mulia Bodoh tapi di Rahmati dari pada Berilmu tapi Sombong,lebih baik Mulia dari pada Hina, di sisi lain lebih Mulia Hina tapi di Rahmati dari pada Mulia tapi Sombong di Hadapan Allah.
Kenali Allah sebagai mana kau mengenal sekitarmu,kenali Allah sebagai mana kau mengenal setiap sudut hatimu dan kenali Allah sebagaimana kau mengenal tiap sel dalam dirimu,setelah kau mengenalnya bermesraanlah Dengan-Nya,jangan kau MENGAKU KENAL TAPI TIDAK TAHU
Kebaikan hanyalah pada Allah,jalani semuanya karena itu yang terbaik,terima cacian,gunjingan,fitnah,jika itu ujian untuk membuktikan ketulusan cinta Pada-Nya,sesungguhnya tiada yang tahu bagaimana pandangan Allah terhadapmu Kecuali Allah sendiri,Maka sungguh mendahului Allah yang tahu seberapa jauh kedekatanmu Kepada-Nya,dan menyalahkan caramu Bermesraan Dengan-Nya
Label:
Dirga Sufi Hina
Jumat, 01 Januari 2010
NYANYIAN SUFI HINA
Tak perduli saat besok terbangun dari tidur Tahun telah berganti menjadi 2010 atau masih 2009,tak ada beda dengan tahun-tahun yang lain,tak perduli saat besok terbangun suatu yang di sayangi lenyap entah kemana,tak perduli saat terbangun hamba berada di suatu tempat yang asing bahkan di dalam neraka sekalipun,tak perduli saat besok terbangun kehilangan harta yang selama ini melekat bahkan tak perduli jika saat besok terbangun jiwa tidak lagi bersatu dengan jasad ini, Hamba hanya ingin bermesraan Dengan-Mu Ya Rabb,Engkau yang tak terikat oleh ruang dan waktu, Engkau yang terlepas dari atribut dan simbol-simbol dunia dan Engkaulah cahaya diatas cahaya
Senin, 28 Desember 2009
TANBIH !!!
Ketahuilah ! bahwa "Amalan yang paling pertama diperiksa dari seorang hamba pada hari kiamat adalah Sholat. Apabila baik (sempurna) sholatnya, maka baik pula (diterima) semua amalannya. Tetapi apabila rusak (tidak sempurna) sholatnya, maka rusak semualah (tidak diterima) amalannya."
"Bahwa sesungguhnya yang akan diperiksa dari hal sholat itu, ada 4 maratib yakni :
1. Rukun Sholatnya, yakni 13 macam ( Lahiriyahnya)
2. Sholat yang sesungguhnya, yakni tak terpisah Hamba dengan Tuhan-Nya / Tauhid pada Allah Ta’ala (Bathiniyahnya)
3. Ber-Sembahyang atau menegakkan sholatnya, yakni Terlihat Dzat Allah / Tuhan yang disembah.
4. Menyembah, yakni Bersedekap setelah ber-Takbir, dan menunjuk pada Tasyahud, Tuhan yang disembah itu.
Maka "Janganlah engkau menyangka, bahwa sholat itu hanyalah sekedar Berdiri, Ruku', Sujud atau semua gerakan dan bacaanmu hingga diakhiri salam. Itu adalah Rukun sholat."
"Adapun yang dikatakan Sholat itu adalah Hadhir Hati, pada apa yang paling diinginkan oleh Allah, dan yang paling diinginkan Allah pada hamba-Nya adalah Tidak Berpisahnya Hamba dengan Tuhan kapan dan dimana saja (Syahadat Hamba kepada Tuhannya) pada setiap desah nafasmu, disetiap detak jantungmu, maupun pada segenap denyut nadimu."
"Tidaklah dikatakan sholat (orang ber-Sembahyang), apabila tidak hadir hatinya dengan AKU Tuhannya yang ia sembah. Dan tidak diterima Takbiratul Ihrammu, kecuali terlihat Dzat Allah (Tuhan) yang sesungguhnya."
"Sifat-KU dan Dzat-KU satukanlah (Dipeluk pada Takbir, ditunjuk pada Tahiyat). Sehingga Yang menyembah dan Yang Disembah hanya Satu, tiada sekutu bagi-Nya". Menyatu tak berpadu, berpisah tak bercerai”. Wallahu A’lam.
"Bahwa sesungguhnya yang akan diperiksa dari hal sholat itu, ada 4 maratib yakni :
1. Rukun Sholatnya, yakni 13 macam ( Lahiriyahnya)
2. Sholat yang sesungguhnya, yakni tak terpisah Hamba dengan Tuhan-Nya / Tauhid pada Allah Ta’ala (Bathiniyahnya)
3. Ber-Sembahyang atau menegakkan sholatnya, yakni Terlihat Dzat Allah / Tuhan yang disembah.
4. Menyembah, yakni Bersedekap setelah ber-Takbir, dan menunjuk pada Tasyahud, Tuhan yang disembah itu.
Maka "Janganlah engkau menyangka, bahwa sholat itu hanyalah sekedar Berdiri, Ruku', Sujud atau semua gerakan dan bacaanmu hingga diakhiri salam. Itu adalah Rukun sholat."
"Adapun yang dikatakan Sholat itu adalah Hadhir Hati, pada apa yang paling diinginkan oleh Allah, dan yang paling diinginkan Allah pada hamba-Nya adalah Tidak Berpisahnya Hamba dengan Tuhan kapan dan dimana saja (Syahadat Hamba kepada Tuhannya) pada setiap desah nafasmu, disetiap detak jantungmu, maupun pada segenap denyut nadimu."
"Tidaklah dikatakan sholat (orang ber-Sembahyang), apabila tidak hadir hatinya dengan AKU Tuhannya yang ia sembah. Dan tidak diterima Takbiratul Ihrammu, kecuali terlihat Dzat Allah (Tuhan) yang sesungguhnya."
"Sifat-KU dan Dzat-KU satukanlah (Dipeluk pada Takbir, ditunjuk pada Tahiyat). Sehingga Yang menyembah dan Yang Disembah hanya Satu, tiada sekutu bagi-Nya". Menyatu tak berpadu, berpisah tak bercerai”. Wallahu A’lam.
Label:
Tajul Khalwatiyah
Rabu, 16 Desember 2009
Renungan
Sungguh terpujilah Allah,Hakikatnya Tiada tempat bagi pujian kecuali pada-Nya dan tiada sesuatu pun selain Dia yang patut dipuji,tapi seorang hamba justru senang jika dipuji dan tidak menerima jika di hina dan di cemooh,hal ini dapat menggambarkan betapa kita ingin menyaingi Allah...
Sadari dan RENUNGKANLAH saudaraku...
Dirga Sufi Hina
Sadari dan RENUNGKANLAH saudaraku...
Dirga Sufi Hina
Selasa, 15 Desember 2009
Jenuh
Jikalau Allah membuat engkau jenuh akan dunia maka sesungguhnya Allah ingin engkau kembali pada-Nya,bersimpuh sambil meneteskan air mata penghambaanmu yang tulus tanpa pengharapan dan ketakutan kepada-Nya
Dirga Sufi Hina
Dirga Sufi Hina
Langganan:
Postingan (Atom)